BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu tujuan Millennium Devolment Goals (MDGs) ke-4 adalah menurunkan angka
kematian anak hingga 23/1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 1990 sampai
2015. Pada kenyataanya diare masih menjadi penyebab utama kematian anak usia di
bawah 5 tahun sekitar 41% dari semua kematian (WHO, 2014).
Kejadian diare di Indonesia berdasarkan
profil kesehatan Indonesia tahun 2011, diperkirakan 2,5 miliar pada anak dan
balita, dan tidak ada perubahan dalam dua dekade terakhir.
Cakupan penemuan diare di Jawa Tengah
tahun 2013 berdasarkan ptofil kesehatan Jawa Tengah sebesar 9,0%, mengalami
peningkatan bila di bandingkan tahun 2008 sebesar 3,5%. Sedangakan jumlah penderita
diare di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 42,66%.
Profil kesehatan Klaten (2013) Tingkat Kabupaten atau Kota di ketahui bahwa
cakupan penemuan diare tertinggi di Kabupaten Klaten sebesar 93,33%. Dari 34 Puskesmas di Kabupaten Klaten, angka
kejadian diare di Puskesmas Klaten Tengah cukup tinggi yaitu 38% dari tahun
2013.
Profil kesehatan Klaten
2013 diperoleh hasil data dari Puskesmas Klaten Tengah diperoleh angka kejadian
tertinggi di Desa Gumulan Klaten pada tahun 2015 sebanyak 8% dari 376 balita yang mengalami diare.
Diare merupakan penyebab utama
kekurangan gizi, dan anak-anak dengan gizi kurang lebih mungkin menderita sakit
karena diare (WHO, 2004). Diare dapat menyebabkan dehidrasi sedang dan berat.
Sementara itu dehidrasi dapat menyebabkan kematian padahal berbagai upaya telah
dilakukan untuk menurunkan kejadian diare (Malikah, 2011).
Program Pemerintah untuk
mengatasi diare salah satunya dengan mengadakan (Lintas Diare) Lima Langkah Tuntas Diare, yang terdiri dari
pemberian oralit osmolaritas rendah untuk mencegah terjadinya dehidrasi, pemberian zinc untuk mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, pemberian
ASI yang bertujuan untuk memberikan makanan yang kaya nutrisi pada anak dengan
diare cair agar mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah dehidrasi di
perbaiki, pemberian antibiotika hanya atas indikasi,
pemberian nasihat kepada ibu atau keluarga sangat
diperlukan (Kemenkes
RI, 2011), tapi kenyataanya dari program lintas diare bahwa program pemberantasan diare cenderung belum sepenuhnya diketahui dan dipahami masyarakat (Nuri, 2009).
RI, 2011), tapi kenyataanya dari program lintas diare bahwa program pemberantasan diare cenderung belum sepenuhnya diketahui dan dipahami masyarakat (Nuri, 2009).
Peningkatan penderita diare di pengaruhi oleh faktor dari keluarga yang
kurang mengetahui bahwa BAB sembarangan dapat menimbulkan penyakit serta tidak
mengetahui sumber penularanya.
Penyebab utama kematian akibat diare
adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah maupun sarana kesehatan.
Penanganan diare di rumah oleh ibu dipengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu,
beberapa perilaku masyarakat dalam penatalaksanaan diare di rumah tangga belum
menunjukan perbaikan dan belum sesuai harapan. Masih ada beberapa ibu yang
menghentikan ASI dan makanan padat saat anaknya diare (Malikah, 2011).
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan wawancara
dari 10 ibu yang mempunyai balita diare di desa Gumulan Kecamatan Klaten Tengah,
sebagian besar mereka belum bisa mengambil keputusan jika anaknya terkena
diare, tidak mengetahui cara perawatan diare seperti berapa cairan yang harus
diberikan pada balita diare, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas
kesehatan dan obat apa saja yang di berikan? Ibu yang pengetahuannya kurang,
jika anaknya terkena diare tidak segera di bawa ke puskesmas atau petugas
kesehatan terdekat tetapi hanya menggunakan pengobatan tradisional seperti diberi
kunyit atau sawo. Informasi yang diperoleh dari kader bahwa di desa tersebut
sudah di adakan penyuluhan tentang penyakit diare. Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Adakah hubungan
pengetahuan keluarga dengan perawatan diare tanpa dehidrasi pada balita ?”.
C.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum penelitian
ini adalah untuk mengetahui adakah
hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diare tanpa dehidrasi pada
balita.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari
penelitian ini untuk :
a. Mendeskripsikan
pengetahuan keluarga tentang diare
b. Mendeskripsikan
perawatan diare tanpa dehidrasi
c. Menganalisa
hubungan pengetahuan keluarga dengan
perawatan diare tanpa dehidrasi pada balita
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Puskesmas
Penelitan
ini sebagai masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam pencegahan diare
dengan cara memberi pendidikan kesehatan berupa penyuluhan.
2.
Bagi Keluarga
Penelitian
ini menjadikan keluarga menyadari
pentingnya pengetahuan dan perawatan diare pada balita yang sedang sakit.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan lebih memahami hubungan antara pengetahuan keluarga tentang diare
dan cara perawatan balita yang sedang diare, serta sebagai wacana dan ide bagi
peneliti selanjutnya.
E.
Keaslian
Penelitian
1.
Adhiwijaya (2013),
dalam penelitianya yang berjudul “Hubungan
Sikap dan Perilaku Ibu terhadap derajat diare pada balita di Puskesmas
Pattalasang ” jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode
pendekatan cross sectional.
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar.
Penelitian ini dilakukan pada seluruh anak yang menderita diare yang dibawa ke
puskesmas tersebut dengan responden orang tua berjumlah
31 orang. Hasil penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan distibusi karateristik data umum responden dan data
khusus responden dari penelitan tersebut
bahwa 31 responden dengan pengetahuan cukup yaitu 18 (58,1%), responden
mengalami diare tanpa dehidrasi 3 (9,7%) responden mengalami diare dehidrasi 10
(32,3%) sedangkan 10 responden dengan pengetahuan kurang 2 (6,5%) responden
mengalami diare tanpa dehidrasi dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji
statistik Chi-square koreksi fisher’s exact-test, diperoleh p (0,000)
< α (0,051) yang menunjukan penolakan terhadap hipotesis nol (Hο) dan penerimaan
alternatif (Ha) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku
ibu dengan dengan derajad kejadiaan diare di Puskesmas Pattalassang Kabupaten
Takalar pada tahun 2013.
Takalar pada tahun 2013.
2.
Malikhah (2011),
dalam penelitianya yang berjudul “Hubungan
Perilaku Ibu dan Kejadian Diare pada
Bayi di wilayah kerja Puskesmas Siantan
Hilir” Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif.
Variabel penelitian ini yaitu pengetahuan dan sikap ibu
dalam pencegahan dan penanggulangan secara dini kejadian diare pada balita populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di desa Hesarmanah,
Jatinangor. Tehnik sampling yang digunakan adalah Probability sampling, yaitu dengan cara proportionare random sampling dengan jumlah sampel 88 orang. Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang
pencegahan diare dalam kategori baik yaitu terdapat
71 responden (80,68 %). Pengetahuan tentang pencegahan diare merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk memenuhi tingkat pengetahuan seseorang. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah ibu memiliki pengetahuan baik, walaupun pengetahuan ibu secara umum baik tetapi pengetahuan ibu tentang penanggulangan diare berada pada kategori cukup.
71 responden (80,68 %). Pengetahuan tentang pencegahan diare merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk memenuhi tingkat pengetahuan seseorang. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah ibu memiliki pengetahuan baik, walaupun pengetahuan ibu secara umum baik tetapi pengetahuan ibu tentang penanggulangan diare berada pada kategori cukup.
Perbedaan kedua penelitian di atas
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel pengetahuan ibu tekhnik
sampling menggunakan probability sampling.
No comments:
Post a Comment