Monday, July 13, 2015

Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Perawatan Diare pada Balita



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu tujuan Millennium Devolment Goals (MDGs) ke-4 adalah menurunkan angka kematian anak hingga 23/1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 1990 sampai 2015. Pada kenyataanya diare masih menjadi penyebab utama kematian anak usia di bawah 5 tahun sekitar 41% dari semua kematian (WHO, 2014).
Kejadian diare di Indonesia berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, diperkirakan 2,5 miliar pada anak dan balita, dan tidak ada perubahan dalam dua dekade terakhir.
 Cakupan penemuan diare di Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan ptofil kesehatan Jawa Tengah sebesar 9,0%, mengalami peningkatan bila di bandingkan tahun 2008 sebesar 3,5%. Sedangakan jumlah penderita diare di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 42,66%.
Profil kesehatan Klaten (2013) Tingkat Kabupaten atau Kota di ketahui bahwa cakupan penemuan diare tertinggi di Kabupaten Klaten sebesar 93,33%.  Dari 34 Puskesmas di Kabupaten Klaten, angka kejadian diare di Puskesmas Klaten Tengah cukup tinggi yaitu 38% dari tahun 2013.
Profil kesehatan Klaten 2013 diperoleh hasil data dari Puskesmas Klaten Tengah diperoleh angka kejadian tertinggi di Desa Gumulan Klaten pada tahun 2015 sebanyak 8%  dari 376 balita yang mengalami diare.
Diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi, dan anak-anak dengan gizi kurang lebih mungkin menderita sakit karena diare (WHO, 2004). Diare dapat menyebabkan dehidrasi sedang dan berat. Sementara itu dehidrasi dapat menyebabkan kematian padahal berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kejadian diare (Malikah, 2011).
Program Pemerintah untuk mengatasi diare salah satunya dengan mengadakan (Lintas Diare) Lima Langkah Tuntas Diare, yang terdiri dari pemberian oralit osmolaritas rendah untuk mencegah terjadinya dehidrasi, pemberian zinc untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, pemberian ASI yang bertujuan untuk memberikan makanan yang kaya nutrisi pada anak dengan diare cair agar mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah dehidrasi di perbaiki, pemberian antibiotika hanya atas indikasi, pemberian nasihat kepada ibu atau keluarga sangat diperlukan (Kemenkes
RI
, 2011), tapi kenyataanya dari program lintas diare bahwa program pemberantasan diare cenderung belum sepenuhnya diketahui dan dipahami masyarakat (Nuri, 2009).
Peningkatan penderita diare di pengaruhi oleh faktor dari keluarga yang kurang mengetahui bahwa BAB sembarangan dapat menimbulkan penyakit serta tidak mengetahui sumber penularanya.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah maupun sarana kesehatan. Penanganan diare di rumah oleh ibu dipengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu, beberapa perilaku masyarakat dalam penatalaksanaan diare di rumah tangga belum menunjukan perbaikan dan belum sesuai harapan. Masih ada beberapa ibu yang menghentikan ASI dan makanan padat saat anaknya diare (Malikah, 2011).

B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan wawancara dari 10 ibu yang mempunyai balita diare di desa Gumulan Kecamatan Klaten Tengah, sebagian besar mereka belum bisa mengambil keputusan jika anaknya terkena diare, tidak mengetahui cara perawatan diare seperti berapa cairan yang harus diberikan pada balita diare, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas kesehatan dan obat apa saja yang di berikan? Ibu yang pengetahuannya kurang, jika anaknya terkena diare tidak segera di bawa ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat tetapi hanya menggunakan pengobatan tradisional seperti diberi kunyit atau sawo. Informasi yang diperoleh dari kader bahwa di desa tersebut sudah di adakan penyuluhan tentang penyakit diare. Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Adakah hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diare tanpa dehidrasi pada balita ?”.







C.      Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diare tanpa dehidrasi pada balita.
2.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini untuk :
a.       Mendeskripsikan pengetahuan keluarga tentang diare
b.      Mendeskripsikan perawatan diare tanpa dehidrasi
c.       Menganalisa hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diare tanpa dehidrasi pada balita

D.      Manfaat Penelitian
1.         Bagi Puskesmas
Penelitan ini sebagai masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam pencegahan diare dengan cara memberi pendidikan kesehatan berupa penyuluhan.
2.         Bagi Keluarga
Penelitian ini menjadikan keluarga menyadari pentingnya pengetahuan dan perawatan diare pada balita yang sedang sakit.
3.         Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan lebih memahami hubungan antara pengetahuan keluarga tentang diare dan cara perawatan balita yang sedang diare, serta sebagai wacana dan ide bagi peneliti selanjutnya.


E.       Keaslian Penelitian
1.         Adhiwijaya (2013), dalam penelitianya yang berjudul “Hubungan Sikap dan Perilaku Ibu terhadap derajat diare pada balita di Puskesmas Pattalasang ” jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilakukan pada seluruh anak yang menderita diare yang dibawa ke puskesmas tersebut dengan responden orang tua berjumlah 31 orang. Hasil penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan distibusi karateristik data umum responden dan data khusus responden  dari penelitan tersebut bahwa 31 responden dengan pengetahuan cukup yaitu 18 (58,1%), responden mengalami diare tanpa dehidrasi 3 (9,7%) responden mengalami diare dehidrasi 10 (32,3%) sedangkan 10 responden dengan pengetahuan kurang 2 (6,5%) responden mengalami diare tanpa dehidrasi dari hasil analisis SPPS dengan menggunakan uji statistik Chi-square koreksi fisher’s exact-test, diperoleh p (0,000) < α (0,051) yang menunjukan penolakan terhadap hipotesis nol (Hο) dan penerimaan alternatif (Ha) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku ibu dengan dengan derajad kejadiaan diare di Puskesmas Pattalassang Kabupaten
Takalar
pada tahun  2013.
2.      Malikhah (2011), dalam penelitianya yang berjudul “Hubungan Perilaku Ibu dan Kejadian Diare  pada Bayi di  wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir” Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif. Variabel penelitian ini yaitu pengetahuan dan sikap ibu dalam pencegahan dan penanggulangan secara dini kejadian diare pada balita                                 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di desa Hesarmanah, Jatinangor. Tehnik sampling yang digunakan adalah Probability sampling, yaitu dengan cara proportionare random sampling dengan jumlah sampel 88 orang. Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang pencegahan diare dalam kategori baik yaitu terdapat
71 responden (80,68 %). Pengetahuan tentang pencegahan diare merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk memenuhi tingkat pengetahuan seseorang. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah ibu memiliki pengetahuan baik
, walaupun pengetahuan ibu secara umum baik tetapi pengetahuan ibu tentang penanggulangan diare berada pada kategori cukup.
Perbedaan kedua penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel pengetahuan ibu tekhnik sampling menggunakan probability sampling.

No comments:

Post a Comment

WAJIB TAHU APLIKASI INFLUENCER TERPERCAYA

 Assalamu'alaikum ,,  Selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi kamu yang menjalankan ,,  Oke disclaimer dulu yah : Tulisan ini hanya berdas...